Kamis, 18 Maret 2010

Batu Ginjal- Urolithiasis

Kalau dipikir2 sayang klo bikn laporan,disimpen,dinilai standar,ga dibaca siapa2..padahal cape'ngetiknya..........mending gw post aja di blog hina ini.Oke ini sumbernya dari Buku urologi klinik UI trus dari berbagai web yg ada...ntar aku bikin kreditnya lah




IV.UROLITHIASIS
I.Anamnesis
Menanyakan pasien hal-hal sebagai berikut:
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur (penyakit BSK paling sering didapatkan pada usia 30 sampai 50 tahun), jenis kelamin (BSK banyak ditemukan pada pria dengan perbandingan 3 kali lebih banyak dari wanita), alamat, agama/kepercayaan, pendidikan, suku/bangsa (beberapa daerah menunjukkan angka kejadian BSK yang lebih tinggi dari daerah lain), pekerjaan (BSK sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life) (Purnomo, 2000).
b. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama yang sering terjadi pada klien batu ginjal adalah nyeri pinggang akibat adanya batu pada ginjal, berat ringannya nyeri tergantung lokasi dan besarnya batu, dapat pula terjadi nyeri kolik/kolik renal yang menjalar ke testis pada pria dan kandung kemih pada wanita. Klien dapat juga mengalami gangguan saluran gastrointestinal dan perubahan dalam eliminasi urine (Ignatavicius, 1995).

c. Riwayat penyakit dahulu
Keadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang mungkin berhubungan dengan BSK, antara lain infeksi saaluran kemih, hiperparatiroidisme, penyakit inflamasi usus, gout, keadaan-keadaan yang mengakibatkan hiperkalsemia, immobilisasi lama dan dehidrasi (Carpenito, 1995).
d. Riwayat penyakit keluarga
Beberapa penyakit atau kelainan yang sifatnya herediter dapat menjadi penyebab terjadinya batu ginjal antara lain riwayat keluarga dengan renal tubular acidosis (RTA), cystinuria, Xanthinuria dan dehidroxynadeninuria (Munver & Preminger, 2001).
e. Riwayat psikososial
Klien dapat mengalami masalah kecemasan tentang kondisi yang dialami, juga berkenaan dengan rasa nyeri, dapat juga mengekspresikan masalah tentang kekambuhan dan dampak pada pekerjaan serta aktifitas harian lainnya (Engram, 1998).

f. Pola fungsi kesehatan
l). Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Klien biasanya tinggal pada lingkungan dengan temperatur panas dan lingkungan dengan kadar mineral kalsium yang tinggi pada air (Purnomo, 1999). Terdapat riwayat penggunaan alkohol, obat-obatan seperti antibiotik, antihipertensi, natrium bikarbonat, alopurinol dan sebagainya. Aktifitas olah raga biasanya tidak pernah dilakukan (Doenges, 1999).
2). Pola nutrisi dan metabolisme
Adanya asupan dengan diet tinggi purin, kalsium oksalat dan fosfat. Terdapat juga ketidakcukupan intake cairan. Klien BSK dapat mengalami mual/muntah, nyeri tekan abdomen (Doenges, 1999).
3). Pola eliminasi
Pada klien BSK terdapat riwayat adanya ISK kronis, adanya obstruksi sebelumnya sehingga dapat mengalami penurunan haluaran urine, kandung kemih terasa penuh, rasa terbakar saat berkemih, sering berkemih dan adanya diare (Doenges, 1999).
4). Pola istirahat – tidur
Klien BSK dapat mengalami gangguan pola tidur apabila nyeri timbul pada malam hari atau saat istirahat (Marsorie & Susan, 1984).
5). Pola aktifitas
Adanya riwayat keterbatasan aktifitas, pekerjaan monoton ataupun immobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya (contoh penyakit tak sembuh, cedera medulla spinalis) (Doenges, 1999).


II.Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada klien dengan kasus urologi atau penyakit ginjal dilakukan berdasarkan data/informasi yang diperoleh saat melakukan pengkajian tentang riwayat penyakit. Pemeriksaan meliputi sistem urinari disertai review sistem yang lain dan status umum.

l). Keadaan umum
Meliputi tingkat kesadaran, ada tidaknya defisit konsentrasi, tingkat kelemahan (keadaan penyakit) dan ada tidaknya perubahan berat badan (Black, l993). Tanda vital dapat meningkat menyertai nyeri, suhu dan nadi meningkat mungkin karena infeksi serta tekanan darah dapat turun apabila nyeri sampai mengakibatkan shock (Ignatavicius, l995).

2). Ginjal, ureter, buli-buli dan uretra
Pemeriksaan ini dilakukan bersama dengan pemeriksaan abdomen yang lain dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

· Inspeksi : dengan posisi duduk atau supine dilihat adanya pembesaran di daerah pinggang atau abdomen sebelah atas; asimetris ataukah adanya perubahan warna kulit. Pembesaran pada daerah ini dapat disebabkan karena hidronefrosis atau tumor pada retroperitonium.

· Auscultasi : dengan menggunakan belt dari stetoskop di atas aorta atau arteri renal untuk memeriksa adanya ‘bruit’. Adanya bruit di atas arteri renal dapat disebabkan oleh gangguan aliran pada pembuluh darah seperti stenosis atau aneurisma arteri renal.

· Palpasi : palpasi pada ginjal dilakukan secara bimanual yaitu dengan memakai dua tangan, tangan kiri diletakkan di sudut kosta-vertebra untuk mengangkat ginjal ke atas sedangkan tangan kanan meraba dari depan dengan sedikit menekan ke bawah (pada ginjal kanan), bagian bawah dapat teraba pada orang yang kurus. Adanya pembesaran pada ginjal seperti tumor, kista atau hidronefrosis biasa teraba dan terasa nyeri. Ureter tidak dapat dipalpasi, tetapi bila terjadi spasme pada otot-ototnya akan menghasilkan nyeri pada pinggang atau perut bagian bawah, menjalar ke skrotum atau labia. Adanya distensi buli-buli akan teraba pada area di atas simphisis atau setinggi umbilikus, yang disebabkan adanya obstruksi pada leher buli-buli.

· Perkusi : dengan memberikan ketokan pada sudut kostavertebra, adanya pembesaran ginjal karena hidronefrosis atau tumor ginjal akan terasa nyeri ketok. Pada buli-buli diketahui adanya distensi karena retensi urine dan terdengar redup, dapat diketahui batas atas buli-buli serta adanya tumor/massa.

Uretra
Inspeksi pada daerah meatus dan sekitarnya, diketahui adanya discharge; darah; mukus atau drainase purulen. Kulit dan membran mukosa dilihat adanya lesi, rash atau kelainan pada penis atau scrotum; labia atau vagina. Iritasi pada uretra biasanya dilaporkan dengan adanya rasa tidak nyaman saat klien miksi.

3). Sistem integumen
Diperiksa adanya perubahan warna; pucat dapat menandakan adanya anemia defisiensi erythropoetin, kuning kemungkinan karena adanya deposit carotene – like substance akibat kegagalan ekskresi ginjal. Kulit kering dapat mengindikasikan adanya gagal ginjal kronik atau kekurangan cairan, adanya ptekie menandakan adanya perdarahan, adanya deposit kristal pada kulit merupakan tanda kegagalan ginjal yang berlangsung lama (Black, l993).

4). Sistem respirasi
Dalam beberapa keadaaan, kualitas pernafasan menggambarkan status cairan klien atau keseimbangan asam basa. Pada gagal ginjal pernafasan mungkin berbau urine atau ‘fruit-flavored gum’ yang menandakan adanya tosin dalam darah (Black, 1993).

5). Sistem kardiovaskuler
Pemantauan sistem kardiovaskuler dapat digunakan untuk mengetahui status keseimbangan cairan dan elektrolit dan yang spesifik dengan urinary tract adalah pemeriksaan tekanan darah. Hipertensi dapat ditemukan pada beberapa penyakit ginjal dan mungkin adanya overload cairan atau gangguan sistem renin-angiotensin (Black, 1993).

6). Sistem muskuloskeletal
Diperiksa pergerakan klien selama pemeriksaan untuk menentukan tonus otot tubuh secara keseluruhan dan menentukan kemampuan fisik klien mengontrol eliminasi urine, otot yang spesifik pada proses ini adalah otot perineal dan abdomen. Klien dianjurkan untuk mengencangkan (kontraksi) otot tersebut yang dapat diketahui dengan cara palpasi (Black, 1993).

7). Sistem neurologi
Disfungsi ginjal dapat berpengaruh pada sistem persyarafan. Pada gagal ginjal kronik peningkatan kalsium akan menyebabkan tetani, penurunan kalsium akan menyebabkan kelemahan atau penumpukan toksin. Karena spinkter ani dan spinkter urinari berasal dari cabang persyarafan yang sama maka pada pemeriksaan bila salah satu utuh maka spinkter yang lain juga demikian. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan memasukan jari ke dalam anus, jari akan terasa terjepit pada saat diberikan rangsangan nyeri pada penis akibat berkontraksinya spinkter ani eksterna dan otot bulbokavernosa, hal ini menandakan reflek pada S2 dan S4 intak (Black, 1993).

III.Pemeriksaan lab
· Urinalisa : warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah; secara umum menunjukkan SDM, SDP, kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat), serpihan, mineral, bakteri, pus; pH mungkin asam (meningkatkan magnesium, fosfat amonium atau batu kalsium fosfat).
· Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin mungkin meningkat.
· Kultur urine : mungkin menunjukkan ISK (Staphilococcus aureus, proteus, klebseila, pseudomonas).
· Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat, protein, elektrolit.
· BUN/kreatinin serum dan urine : abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
· Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal.
· Hitung darah lengkap : SDP mungkin meningkat menunjukkan infeksi/septikemia.
· SDM : biasanya normal
· Hb/Ht : abnormal bila klien dehidrasi berat atau polisitemia terjadi (mendorong presipitasi pemadatan) atau anemia (perdarahan, disfungsi/gagal ginjal).
· Hormon paratiroid : mungkin meningkat jika ada gagal ginjal (PTH merangsang reabsorpsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine).

IV.Pemeriksaan Penunjang
· Foto ronsen KUB : menunjukkan adanya kalkuli dan atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang ureter.
· IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter) dan garis bentuk kalkuli.
· Sistouterkopi : visualisasi langsung kandung kemih dapat menunjukkan batu dan atau efek obstruksi (Doenges, 1999).
· USG:dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP,yaitu keadaaan –keadaan :alergi terhadap bahan kontras,faal ginjal menuruun,sedang hamil.Pemeriksaan usg dapat menilai adanya batu di ginjal aau di buli-buli(yang ditunjukkan sebagai echoic sahdow),hidronefrosis,pionefrosis,atau pengkerutan ginjal




VI.Diagnosis Kerja
a.Pengertian
1. “Urolithiasis merujuk pada adanya kalkuli (batu) dalam urinari tract, sedang nephrolitiasis menggambarkan bahwa kalkuli terbentuk dalam parenkim ginjal” (Ignativicius, 1995).
2. Urolithiasis adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya batu di satu atau beberapa tempat di sepanjang collecting system (Munver & Preminger, 2001).
3. Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan batu di dalam saluran air kemih mulai dari kaliks sampai dengan uretra anterior (Gardjito, 1994).


B.Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya BSK pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah faktor intrinsik, yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang meliputi : herediter, umur dan jenis kelamin. Sedangkan faktor ekstrinsik yaitu berasal dari lingkungan sekitar meliputi : faktor geografi, iklim-temperatur, asupan air, diit dan pekerjaan

Teori Terbentuknya Urolithiasis/Batu Ginjal
1. Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.
2. Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
3. Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih

C.Epidemiology
diseluruh dunia rata-rata terdapat 1-12 % penduduk yang menderita batu saluran kemih.Angka kejadian terbanyak ditemukan pada negara-negara maju.Merupakan penyakit terbanyak ketiga dibidang urologi stelah infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna



D.Faktor Resiko
· Faktor resiko intrinsik
1. Herediritair (keturunan):penyakit ini diturunkan dari orang tua
2. Umur:penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin: jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan pasien perempuan


· Faktor resiko ekstrinsik
1. Geografi:pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt,sedangkan pada daerah bantu di Afrika selatan hampir tidak dijumpai batu saluran kemih
2. Iklim dan temperatur
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat, akan mengurangi produksi urin dan mempermudah pembentukan batu saluran kemih
3. Asupan air:kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi,dapat meningkatkan insiden batu kemih
4. Diet:diet banyak purin,oksalat,dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih
5. Perkerjaan:penyakit ini sering dijumpai pada orang yang perkerjaanya banyak duduk atau kurang aktifitas

e.Manifestasi Klinik
Keluhan yang paling dirasakan pasien adalah nyeri pinggang.Nyeri ini mungkin bisa berupa nyeri kolik ataupun bukan kolik.Nyeri kolik karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena hidronefrosis atau infeksi pada ginjal
Batu yang terletak pada distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri pada saat kencing atau sering kencing.Hematuria seringkali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa saluran kemih oleh batu.Jika didapatkan demam dicurigai suatu urosepsis dan ini merupakan kedaruratan bidang urologi.
F.Patofisiologi





VII.Macam-Macam Batu pada Urolithiasis
Batu yang terbentuk tergantung pada suasana didalam saluran kemih,antara lain sebagai berikut:
1. Batu Kalsium
Paling banyak di jumpai ,yaitu kurang lebih 70-80 % dari seluruh batu saluran kemih.Kandungan batu ini terdiri dari kalsium oksalat,kalsium fosfat,atau campuran kedua unsur itu.
2. Batu struvit
Dikenal sebagai batu infeksi ,disebabkan oleh infeksi saluran kemih.Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi berusuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium,amonium fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium fosfat.
3. Batu Asam urat
5-10% dari seluruh batu saluran kemih.Diantara 75-80% batu asam urat terdiri dari asam urat murni dan sisanya merupakan campuran kalsium oksalat.Penyakit batu asam urat banyak ditemukan pada pasien Gout,mieloproliferatif,menggunakan obat urikosurik.Batu asam urta berirsifat radioulusen,membentuk gambaran filling defect pada PIV
4. Batu Jenis lain
Batu sistin ,batu Xanthin,batu triamteren dan batu silikat sangat jarang dijumpai.Batu sistin didapatkan karena kelainan memtabolisme sisitin,yaitu kelainan absorbsi sistin di mukosa usus.Demikian batu xanthin terbentuk karena penyakit bawaan berupa defensiensi enzim anthin oksidase.Pemakaian anatasida yang mengandung silikat dalam waktu lama dapat menyebabkan timbulnya batu silikat





VII.Manajemen
Batu yang yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyuli lebih berat.Indikasi untuk melakukan tindakkan /terapi pada batu saluran kemih adalah jika batu telah menimbulkan:
1.Obstruksi
Jika batu telah menimbulkan hidronefrosis,hidroureter ,batu harus segera dikeluarkan
2.Infeksi
3.indikasi sosial
Jika batu ginjal diderita oleh seseorang yang dimana perkerjaaanya dapat membahayakan orang lain jika terjadi serangan nyeri(contohnya pilot,dokter bedah),batu harus segera dikeluarkan
Batu dapa dikeluarkan dengan cara:medikamentosa,dipecahkan dengan tindakan endoroulogi,bedah laparoski,atau pembedahan terbuka;

Medikamentosa
Ditunjukkan untuk batu yang kurang dari 5mm,karena batu diharapakan keluar spontan.Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri,memperlancar aliran urine dengan pemberian dieutikum,dan minum banyak dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih
1.Terapi untuk mengurangi nyeri
Dengan menggunakan obat opioid analgesic,dan NSAID,kortikosteroid
· Morphine sulfate (Astramorph, Duramorph)
2-5 mg IV q15min (limited by RR <16>65 y, renal impairment, or <50 href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQXHUiwbp5bnpcv3wtixzGTHaid-Xs031_yP6VeweP55w9VCkasJGDSPvr0fq8xUaBdDiMrvJRQPX4D0xA3ou8sBahSKnM3oNqlLx6_-KLtBOAiyl5VcFkQpvDqScb4-tIm_FNKAFtlCOh/s1600-h/hule.JPG">